Langsung ke konten utama

Membangun MERK Produk

Bisnis, saat ini menjadi banyak pilihan anak muda untuk beraktivitas pasca Sekolah, baik di sektor produksi,dagang,maupun jasa.
Dari sekian banyak aktivitas yg dilakukan hal yang sering banyak orang pasrah adalah menjual produk.
Dalam menjual produk, solusi awal yang jitu adalah menjual ke nenek sendiri. Sang nenek pasti membeli produk yg dijual cucunya dan dengan sukarela akan menyarankan malah kadang memaksa utk semua anggota keluarga besar membelinya.
Dalam pengetahuan bisnis, yang dilakukan sang nenek ada pada level tertinggi kasta pelanggan yaitu customer advokacy, dan ini mempunyai kekuatan penuh utk mendatangkan new customer.
So, bagaimana caranya memperoleh pelanggan seperti sang nenek di atas?, yaitu pelanggan yg memakai, loyal dan merekomendasikan produk kita spy dibeli orang lain?
Satu hal, pelanggan pada dasarnya bukan membeli produk tapi membeli merk.
Sdh byk perusahaan yg sukses menjadikan merk menjadi nama produk, misalnya: pepsodent, khong gu an, rinso, teh botol, aqua, dll. Sehingga jgn kaget kalau orang haus ke warung yg ditanya adalah bukan air mineral, tapi ada aqua bu?.
Oleh karenanya untuk memiliki merk seperti produk diatas, sedikitnya ada
7 tahap yang harus dipenuhi oleh sebuah produk.
Tahap 1, brand element. Dlam tahap ini pebisnis menentukan nama, character, jenis huruf, kemasan untuk produknya.
Tahap 2, brand identitas. Dalam tahap ini produk yg sdh memiliki brand element di diberikan identitas, semisal kuat seperti ekstra joss, lembut seperti produk bayi, canggih seperti produk teknologi.
Tahap 3, brand awerness. Dalam tahap ini produk yg sudah memiliki identitas di promosikan melalui multy chaneling untuk diketahui khalayak. Banyak perusahaan dalam tahap ini melakukan co branding artinya bekerjasama dg model, artis, yg dianggap menjadi public figur. Contoh telkomsel menggunakan slank untuk brand awerness nya. Honda pake agness mo sbg bintang iklannya. Di tahap ini ada keyakinan bahwa apa yg digunakan oleh public figure akan diikuti oleh fans nya.
Tahap 4, brand education. Dalam tahap ini pebisnis melakukan share knowladge dari produknya melalui event pameran, sosialisasi, kunjungan ke calon pelanggan dg tujuan agar produk yg di tawarkan dikenal lebih dekat dan diketahui manfaatnya syukur syukur di tahap ini pelanggan bisa mencobanya. Di industri otomotif sering dilakukan yg namanya test drive.
Tahap 5, brand comunity. Di tahap ini pebisnis mulai memperkenalkan kepada banyak komunitas utk membangun image bahwa produk sdh digunakan banyak orang. Kalau kita lihat lifebuoy, pepsodent sngat rajin ke sekolah sd untuk hal ini.
Tahap 6, brand loyalty. Di tahap ini perusahaan memperkuat layanannnya ke pelanggan yg sdh menggunakan produknya. Hal ini dilakukan bank dgn mengeluarkan layanan priority banking
Tahap 7, brand advokacy. Dalam tahap ini pebisnis memberikan penghargaan kepada pelanggannya yg telah menyarankan orang lain untuk memakainya. Cara ini lazim digunakan di asuransi dan mlm.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

NEXT PROCESS is our COSTUMER

 Konsumen selalu diidentikan dengan penikmat produk atau layanan perusahaan. Posisinya sangat penting bagi sumber pendapatan perusahaan sampai sampai banyak perusahaan memanjakannya agar tetap menjadi LOYAL CUSTOMER. Dalam bisnis, industri keuangan paling kasat mata memanjakan pelanggannya dalam bertransaksi. Sebut saja puluhan ribu kantor cabang dibangun, mesin atm dimana mana, atm drive thrue, sms banking, internet banking, layanan prioritas dan yg terbaru uang elektronik. Semua dilakukan oleh dunia perbankan hanya untuk 1 alasan: DENGAN KEMUDAHAN semua di giring menjadi LOYAL CUSTOMER. Perusahaan dengan reputasi baik menggunakan istilah customer tidak hanya untuk pengguna produk perusahaan saja, tapi diinternal perusahaan dimana satu sama lain unit saling berhubungan dan saling kebergantungan dalam menciptakan produk istilah customer digunakan. Next process is our customer adalah mantra yang saat ini banyak di dengungkan oleh banyak eksekutif perusahaan ke...

memecah ANTRIAN di PELAYANAN PUBLIK

Dalam layanan publik semisal Bank, Rumah Sakit, Kantor Pajak sampe Kantor Kelurahan mengantri untuk mendapatkan pelayanan tidak bisa dihindari pengunjung yang akan menikmati layanan yang diinginkan. Antrian menjadi persoalan sendiri bagi pihak penyelenggara layanan karena hal ini sering menjadi pemicu awal munculnya complain dari pelanggan. untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan banyak upaya yang dilakukan, setidaknya melalui 2 pendekatan: mengurai dan mempercepat antrian atau memberi kenyamanan kepada pasien dan keluarga selama mereka mengantri. untuk contoh mengurai dan mempercepat antrian dilakukan oleh moda transportasi trans jakarta dan KRL di Jakarta, dimana titik keberangkatan disebar di beberapa titik dan sekali angkut bisa ratusan orang naik bus trans jakarta dan KRL. untuk contoh memberi kenyamanan saat menunggu antrian dilakukan oleh Bank, dimana saat menunggu nasabah diberi kenyamanan tubuh saat duduk dengan memberi kursi empuk, kenyamanan mata mel...

BERSAING dengan SAUDARA KANDUNG

Tujuan dari produk ketika dilangsir kepasar adalah untuk menjadi produk yang diminati oleh pelanggannya dan tentunya mendominasi pasar dibandingkan pesaingnya. namun dibalik semua itu ada persoalan persaingan antara sesama pelaku bisnis dengan produk yang sama. dalam bisnis kadang sebuah produk kalah bersaing karena kehadiran produk kompetitor yang bisa berasal dari Perusahaan lain atau kelompok usahanya sendiri (saudara kandung). Persaingan ini kadang berakhir dengan kemenangan atau kekalahan di dalam menguasai jumlah pelanggan yang diperebutkan. sudah banyak produk perusahaan yang kalah bersaing dari kompetitornya, salah satunya produk yang bersaing bukan dengan produk perusahaan lain,tapi dengan saudara kandungnya sendiri. KIJANG adalah 1 contoh produk yang saat ini bersaing dengan saudara kandungnya sendiri AVANZA sebagai mobil sejuta umat, sebelum AVANZA hadir julukan mobil sejuta umat berpuluh tahun di pegang oleh KIJANG, namun pasca AVANZA diluncurkan naga-naganya ...