Pelayanan Publik selalu menjadi sorotan publik dari sisi negatif karena ini melibatkan orang banyak di dalamnya, khususnya jumlah penggunanya.
contoh dari layanan publik yang sering mendapatkan sorotan dan menjadi perbincangan hangat dimedia adalah layanan bandara yang semrawut, jalanan ibu kota yang macet tidak terkecuali layanan kesehatan dirumah sakit yang selalu mendapat complain dari pasien dan keluarganya, malah kadang LSM dan WARTAWAN jadi ikut-ikutan complain (malah yang paling rame).
beberapa waktu lalu penulis di terima oleh direksi salah satu rumah sakit di wilayah tangerang untuk menjajagi kerjasama perbaikan proses layanan kesehatan kepada pasien pada unit-unit yang dianggap banyak jumlah kunjungan pasiennya, salah satu diantaranya UNIT GAWAT DARURAT.
pasca diperlakukannya BPJS kesehatan sejak awal 2014, seluruh rumah sakit pemerintah KEBANJIRAN PASIEN yang jumlahnya membuat banyak rumah sakit kewalahan melayaninya dan suasana pelayanan menjadi SEMRAWUT, salah satu tandanya adalah ANTRIAN TUNGGU yang lama bagi pasien sehingga membludak sampe ke luar ruang tunggu, ditambah lagi seringkala beberapa pasien di antar oleh banyak orang.
pada dasarnya ANTRIAN yang terjadi ada kaitannya dengan ALIRAN PELAYANAN dari rumah sakit, sehingga dari sana kita bisa melihat penyebab munculnya ANTRIAN diatas, apakah benar PENYEBAB UTAMANYA adalah karena jumlah pasien yang meningkat atau karena aliran kerja dan pendukungnya BEKERJA SANTAI.
dalam sebuah literatur, Aliran pelayanan Rumah sakit terdiri dari: Pelayanan Pasien Masuk, Diagnosa Awal, Persiapan tindakan medis, Tindakan Medis, Pelayanan Rehabilitasi dan Pelayanan pasien pulang.
untuk kasus UGD diatas, hal yang terkait langsung dengan UNIT GAWAT DARURAT adalah pada p Pelayanan Pasien Masuk, Diagnosa Awal, Persiapan tindakan medis dan Tindakan Medis karena untuk pelayanan rawat inap dilakukan di instalasi rawat inap dan pelayanan pasien pulang dilakukan setelah pasien dinyatakan boleh pulang.
literatur lain menyebutkan bahwa MEREKAYASA ALIRAN KERJA dan PERANGKAT PENDUKUNG nya akan memberikan solusi 15% dari Kesemrawutan yang terjadi, Jika menambah fasilitas akan memberikan solusi 40% dari kesemrawutan yang terjadi.
untuk solusi pertama, bisa dilakukan secara CEPAT dan solusi yang ke dua dapat dilakukan namun butuh waktu karena ada proses Pembelian, Instalasi, edukasi dan bisa jadi perlu investasi tambahan orang.
oleh karenanya untuk solusi yang cepat memberi efek perubahan kepada pasien dan keluarganya, solusi MEREKAYASA ALIRAN KERJA dan PERANGKAT PENDUKUNGNYA menjadi solusi pertama yang dilakukan.
sebagai contoh di rumah sakit swasta SUPER MAHAL di jakarta untuk pelayanan pasien masuk yang terkait dengan pelayanan administrasi pasien, diterapkan kebijakan bahwa keluarga pasien bisa membayar DP maksimal 24 jam sejak pasien masuk ke ruang UGD.
disisi persiapan tindakan medis dan tindakan medis, di rumah sakit tentara di bandung diterapkan adanya pemisahan kondisi pasien berdasarkan tindakan yang harus diambil, dan disetiap ruangan sudah standby tenaga medis yang siap bekerja secara pararel berdasarkan tahapan tindakan yang harus diambil.
yang lebih terpenting lagi dari REKAYASA ALIRAN KERJA dan PERANGKAT PENDUKUNG ini adalah kompetensi TENAGA MEDIS dan kesiapan untuk bekerja TIM di dalam mendukung pelayanan kepada pasiennya.SAMPAI pada TITIK MAKSIMAL bekerja.
ada 1 kasus di perusahaan pembuat Jok mobil di indonesia dan Jepang, untuk aliran kerja yang sama, waktu kerja yang sama, 1 orang bisa menghasilkan output kerja yang berbeda. orang indonesia bisa menghasilkan 2 jok mobil, sementara orang jepang bisa menghasilkan 9 jok mobil.
hal ini bisa jadi inspirasi bagi pengelola rumah sakit, apakah sudah maksimal tenaga medis dan perangkat pendukungnya dalam bekerja dengan kompetensi dan kolaborasi yang dilakukan, jangan hanya MEMBLUDAKNYA PASIEN dan BURUKNYA PELAYANAN hanya di jawab dengan KURANGNYA TENAGA MEDIS tanpa melakukan upaya MEREKAYASA ALIRAN KERJA dan PERANGKAT PENDUKUNGNYA.
Komentar
Posting Komentar