Langsung ke konten utama

GARUDA, METROMINI & TEKNOLOGI




“Ah itu…mah TEKNIS………”  kata-kata ini sering kita keluarkan dalam berbagai pertemuan formal maupun non formal di kalangan  pebisnis, birokrasi dan  politisi  ketika mulai membicarakan sesuatu yang detail dari permasalahan yang dibicarakan.

“The technical is devil” itulah kata kata klasik yang tidak pernah disadari oleh kita semua, bahkan selalu dijauhi.

Di belahan dunia lain, kita melihat bahwa karena sesuatu yang “TEKNIS” itulah produk-produk Negara atau bangsa lain saat ini bisa membanjiri PASAR Indonesia dengan menonjolkan KEUNGGULAN TEKNISNYA  sehingga kita senantiasa terkunci untuk selalu menjadi pengguna yang kecanduan ataupun yang loyal, mulai dari peraturan, regulasi sampai  gadget  teknologi.

Pada beberapa minggu yang lalu kita disuguhkan peristiwa yang cukup memalukan oleh perusahaan penerbangan kebanggaan nasional kita GARUDA di beberapa bandara di Indonesia, akibat digunakannya aplikasi computer baru yang disebut IOCS (Integrated Operation Control System) yang menyebabkan semua penerbangan menjadi kacau jadwalnya. 

Hal ini tentu saja membuat banyak penumpang Garuda menjadi GERAM karena tidak adanya kepastian keberangkatan bagi Penumpang yang sudah menunggu di Bandara.

Melalui VP Comunication Garuda yang dikutip beberapa media massa dan elektonik, kita disuguhkan alasan keterlambatan dan akhirnya mengetahui bahwa penyebab semua ini adalah karena adanya KABEL  COPOT di hardware sistem aplikasi yang baru dipasang,  yang mengatur jadwal Penerbangan dan Kru pesawat.

“KABEL COPOT”, barangkali bukan sesuatu yang STRATEGIS untuk dibicarakan, apalagi selama ini dalam membangun Brandingnya Garuda selalu menonjolkan tentang Fasilitas dan Keramahan yang diberikan oleh Kru Pesawat, serta kinerja keuangan yang tampaknya excellence dari tahun ke tahun.

Namun gara-gara KABEL COPOT itulah kemudian Garuda memberikan ketidaknyamanan kepada Penumpangnya dengan terlembatnya jadwal penerbangan selama beberapa hari .

Kejadian di atas memberikan pelajaran kepada kita betapa HAL TEKNIS berdampak sangat STRATEGIS bagi Perusahaan yaitu terganggunya PROSES PELAYANAN kepada Pelanggan yang menjadi sumber keuangan perusahaan.

Terganggunya Proses Pelayanan kepada pelanggan  sudah jelas berdampak bagi pemasukan keuangan perusahaan yang pada gilirannya dalam jangka panjang akan menggangu pertumbuhan perusahaan yang telah dicanangkan sebelumnya baik secara financial, target pelanggan, efisiensi operasi perusahaan dan lain-lain.

Kerugian ini juga sangat berdampak kepada pelanggan (Bukan Hanya Garuda bung…yang rugi ), bisa dibayangkan risiko kerugian yang diderita penumpangnya misalnya batalnya  beberapa kontrak bisnis yang akan ditandatangani, tidak tertolongnya jiwa penumpang yang sedang bepergian untuk berobat ke rumah sakit. dll

Dalam konteks NIAT untuk melakukan efisiensi operasi, apa yang dilakukan Direksi Garuda untuk mendayagunakan aplikasi teknologi informasi super canggih seperti IOCS guna mengatur Jadwal penerbangan dan kru pesawat  untuk bekerja lebih efisien sudah tepat  dan benar. Karena sistem ini sudah terbukti membawa Maskapai Penerbangan Jerman (Lufthansa) mampu meningkatkan kinerja perusahaannya, melalui peningkatan produktivitas dan jumlah penumpangnya.

NIAT SAJA TIDAK CUKUP, karena dunia industri di perusahaan apapun pada saat ini apalagi dunia penerbangan yang sangat ketat persaingannya memerlukan KOMPETENSI TEKNIS dan OPERASIONAL yang tinggi, jadi bukan sesuatu yang aneh bila maskapai penerbangan kebanggaan nasional mengalami musibah tsb di atas. 

Karena memang di soal TEKNIS  dan OPERASIONAL, Garuda memilki KELEMAHAN MENDASAR dan selama ini memang hanya kompetensi MARKETING (baca PENCITRAAN) dan REKAYASA KEUANGAN lah yang  menjadi prioritas perhatian Direksi Garuda.

IOCS adalah kependekan dari kata-kata INTEGRATED OPERATION CONTROL SYSTEM, dan ini berarti OPERATION adalah inti (core) dari sistem aplikasi tsb, jadi kalau operationnya masih KACAU BALAU JANGAN MIMPI….. BUNG……..untuk dapat menggunakan aplikasi teknologi yang super canggih…..

Hal ini dapat diumpamakan seperti seorang supir METROMINI yang diminta mengemudikan mobil mewah BMW seri 7, pasti membawa mobilnya kacau balau atau PATING SELIWER (Putting On-Out..istilah golf yang bolanya tidak masuk-masuk walaupun sudah di green) karena itulah kebiasaannya setiap hari.

Penggunaan teknologi bagi peningkatan produktivitas operasional perusahaan sedikitnya memiliki beberapa prasyarat yang harus dipenuhi, antara lain: PROSES BISNISNYA  sudah berjalan dengan baik dan benar, data pendukung sudah terstruktur dan operator yang menjalankan sistem sebelumnya sudah diedukasi untuk menjalankan Teknologi yang akan digunakan.

Persoalannya sebelum menggunakan IOCS apakah GARUDA sudah memenuhinya, Hanya Garuda dan Tuhan yang tahu…………..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

NEXT PROCESS is our COSTUMER

 Konsumen selalu diidentikan dengan penikmat produk atau layanan perusahaan. Posisinya sangat penting bagi sumber pendapatan perusahaan sampai sampai banyak perusahaan memanjakannya agar tetap menjadi LOYAL CUSTOMER. Dalam bisnis, industri keuangan paling kasat mata memanjakan pelanggannya dalam bertransaksi. Sebut saja puluhan ribu kantor cabang dibangun, mesin atm dimana mana, atm drive thrue, sms banking, internet banking, layanan prioritas dan yg terbaru uang elektronik. Semua dilakukan oleh dunia perbankan hanya untuk 1 alasan: DENGAN KEMUDAHAN semua di giring menjadi LOYAL CUSTOMER. Perusahaan dengan reputasi baik menggunakan istilah customer tidak hanya untuk pengguna produk perusahaan saja, tapi diinternal perusahaan dimana satu sama lain unit saling berhubungan dan saling kebergantungan dalam menciptakan produk istilah customer digunakan. Next process is our customer adalah mantra yang saat ini banyak di dengungkan oleh banyak eksekutif perusahaan ke...

memecah ANTRIAN di PELAYANAN PUBLIK

Dalam layanan publik semisal Bank, Rumah Sakit, Kantor Pajak sampe Kantor Kelurahan mengantri untuk mendapatkan pelayanan tidak bisa dihindari pengunjung yang akan menikmati layanan yang diinginkan. Antrian menjadi persoalan sendiri bagi pihak penyelenggara layanan karena hal ini sering menjadi pemicu awal munculnya complain dari pelanggan. untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan banyak upaya yang dilakukan, setidaknya melalui 2 pendekatan: mengurai dan mempercepat antrian atau memberi kenyamanan kepada pasien dan keluarga selama mereka mengantri. untuk contoh mengurai dan mempercepat antrian dilakukan oleh moda transportasi trans jakarta dan KRL di Jakarta, dimana titik keberangkatan disebar di beberapa titik dan sekali angkut bisa ratusan orang naik bus trans jakarta dan KRL. untuk contoh memberi kenyamanan saat menunggu antrian dilakukan oleh Bank, dimana saat menunggu nasabah diberi kenyamanan tubuh saat duduk dengan memberi kursi empuk, kenyamanan mata mel...

BERSAING dengan SAUDARA KANDUNG

Tujuan dari produk ketika dilangsir kepasar adalah untuk menjadi produk yang diminati oleh pelanggannya dan tentunya mendominasi pasar dibandingkan pesaingnya. namun dibalik semua itu ada persoalan persaingan antara sesama pelaku bisnis dengan produk yang sama. dalam bisnis kadang sebuah produk kalah bersaing karena kehadiran produk kompetitor yang bisa berasal dari Perusahaan lain atau kelompok usahanya sendiri (saudara kandung). Persaingan ini kadang berakhir dengan kemenangan atau kekalahan di dalam menguasai jumlah pelanggan yang diperebutkan. sudah banyak produk perusahaan yang kalah bersaing dari kompetitornya, salah satunya produk yang bersaing bukan dengan produk perusahaan lain,tapi dengan saudara kandungnya sendiri. KIJANG adalah 1 contoh produk yang saat ini bersaing dengan saudara kandungnya sendiri AVANZA sebagai mobil sejuta umat, sebelum AVANZA hadir julukan mobil sejuta umat berpuluh tahun di pegang oleh KIJANG, namun pasca AVANZA diluncurkan naga-naganya ...