Aparat pemerintah mempunyai tugas utama untuk menciptakan layanan publik yang berkualitas melalui layanan pendidikan, kesehatan, sosial dll.
Bagaimana kualitas yang muncul dalam layanan publik bisa secara kasat mata kita lihat sehari hari melalui kondisi fisik dan layanan di sekolah, puskesmas, kelurahan, panti asuhan, dll.
Tentu tidak mudah semua ini dijalankan apalagi di daerah miskin yang APBD nya 80% habis untuk gaji pegawai dan 80% struktur pemasukan dananya bersumber dari bantuan APBN melalui alokasi DAU dan DAK.
Dengan kondisi demikian sudah dipastikan kondisi pelayanan buruk, jalan raya banyak yang bolong, sekolah atapnya pada bocor, puskesmas ala mak obatnya dominan warna putih dan kuning aja apapun penyakitnya.
Disisi lainpun aparat pemerintah sangat ketat diawasi dalam penggunaan anggaran mulai dari dprd, bpk, bpkp, bawasda, jaksa, polisi, hakim, lsm, wartawan, dll dan semua bentuk pengawasan ini membuat aparat negara lebih fokus di ADMINISTRASI PUBLIK dibandingkan dengan KUALITAS PELAYANAN PUBLIK sebagai fungsi utamanya.
Sudah ketat pengawasanpun korupsi masih terjadi, malah yang seharusnya mengawasi malah tidak jarang menikmati uang korupsi, indikasinya banyak polisi, jaksa, hakim masuk bui gara garankecipratan duit korupsi.
Nampaknya layanan publik yg berkualitas masih jauh dari harapan karena multi faktor: korupsi, fokus aparat negara kepada administrasi dan pengawas aparat yang malah ikut menikmati uang hasil korupsi.
Hanya aparat dan Tuhannya saja yg tau kapan mereka benar benar bisa bekerja untuk kepentingan publik sesuangguhnya.
Bagaimana kualitas yang muncul dalam layanan publik bisa secara kasat mata kita lihat sehari hari melalui kondisi fisik dan layanan di sekolah, puskesmas, kelurahan, panti asuhan, dll.
Tentu tidak mudah semua ini dijalankan apalagi di daerah miskin yang APBD nya 80% habis untuk gaji pegawai dan 80% struktur pemasukan dananya bersumber dari bantuan APBN melalui alokasi DAU dan DAK.
Dengan kondisi demikian sudah dipastikan kondisi pelayanan buruk, jalan raya banyak yang bolong, sekolah atapnya pada bocor, puskesmas ala mak obatnya dominan warna putih dan kuning aja apapun penyakitnya.
Disisi lainpun aparat pemerintah sangat ketat diawasi dalam penggunaan anggaran mulai dari dprd, bpk, bpkp, bawasda, jaksa, polisi, hakim, lsm, wartawan, dll dan semua bentuk pengawasan ini membuat aparat negara lebih fokus di ADMINISTRASI PUBLIK dibandingkan dengan KUALITAS PELAYANAN PUBLIK sebagai fungsi utamanya.
Sudah ketat pengawasanpun korupsi masih terjadi, malah yang seharusnya mengawasi malah tidak jarang menikmati uang korupsi, indikasinya banyak polisi, jaksa, hakim masuk bui gara garankecipratan duit korupsi.
Nampaknya layanan publik yg berkualitas masih jauh dari harapan karena multi faktor: korupsi, fokus aparat negara kepada administrasi dan pengawas aparat yang malah ikut menikmati uang hasil korupsi.
Hanya aparat dan Tuhannya saja yg tau kapan mereka benar benar bisa bekerja untuk kepentingan publik sesuangguhnya.
Komentar
Posting Komentar