Langsung ke konten utama

LOW COST Strategy: untuk PASAR MIDDLE - LOW



Selama puluhan tahun pelanggan di Indonesia pada umumnya terbelenggu oleh PARADIGMA kalau ingin BERKUALITAS BAIK MAKA HARUS MEMBAYAR MAHAL, dan jika pelanggan membeli PRODUK BERHARGA MURAH jangan berharap AKAN BERKUALITAS BAIK .



Mungkin sampai hari inipun sebagian besar pelanggan di Indonesia masih memegang teguh paradigma tersebut dalam keputusan membeli produk atau layanan untuk memenuhi kebutuhannya, baik yang bersifat primer maupun sekunder.

Dibukanya KRAN IMPOR secara besar-besaran ke Indonesia akibat GLOBALISASI yang akhirnya  di dominasi oleh Produk CINA telah meruntuhkan anggapan tersebut , yang selama ini terbenam di isi kepala pelanggan Indonesia “ BERKUALITAS BAIK HARUS MAHAL”, karena sudah sangat banyak produk CINA yang menawarkan hal  hal baru untuk pelanggan di Indonesia yakni ,BERKUALITAS BAIK dan BERHARGA MURAH.

Kehadiran produk ini awalnya mendapatkan cemoohan dari banyak Pelanggan, namun lama kelamaan produk tersebut menjadi produk yang mayoritas digunakan oleh pelanggan di Indonesia sebut saja dalam dunia telekomunikasi ada NEXIAN, HUAWAI, ZTE yang membandrol harga jualnya di bawah angka 1 juta, dan hal ini meruntuhkan dominasi NOKIA yang membandrol harga selalu diatas 1 juta.

Munculnya PRODUK MURAH  tapi BERKUALITAS BAIK bukanlah tanpa di latar belakangi  pengetahuan dan teknologi, apa kata CK. PRAHALAD (professor Columbia University) tentang LOW COST COMPANY dalam bukunya “The fortune at the bottom of the pyramid, eradicating poverty through profits” mengatakan bahwa:  Ekonomi yang adil berbasis pengetahuan dan pertumbuhan ekonomi akan di dorong oleh konsep dan strategi industry yang memberi kesempatan kepada masyarakat berpenghasilan menengah bawah selaku produsen dan konsumen potensial, karena JUMLAHNYA SANGAT BESAR  (68% dari total penduduk dunia).

Oleh Karenanya para industrialis, pebisnis maupun ekonomis Cina mengAMINI  hal tsb dengan memproduksi barang atau jasa SEBAIK-BAIKNYA dan SEMURAH-MURAHNYA untuk kebutuhan dalam negerinya yang mayoritas berpenghasilan menengah -bawah, selain itu juga di ekspor kenegara lain tidak terkecuali Indonesia.

Bangsa China telah memberi pembelajaran Global tentang Perusahaan dengan keunggulan BIAYA RENDAH berbasis INOVASI PROSES yang telah melahirkan banyak produk yang memiliki kualitas yang sangat baik, setara atau melebihi produk-produk Negara barat tapi tetap BERHARGA MURAH.

Semua ini terjadi karena PERUSAHAAN CHINA melakukan INOVASI PROSES yang bersifat TERBUKA dan TANPA BATAS pada fungs-fungsi riset dan pengembangan, proses operasional dan produksi, proses layanan dan lainnya, yang mana hal ini tidak pernah dilakukan oleh perusahaan-perusahaan barat.

Salah satu contoh INOVASI PROSES yang menghasilkan HARGA MURAH sebetulnya juga telah ditunjukan lebih dulu oleh Perusahaan Jepang: TOYOTA yang membangun model TOYOTA PRODUCTION SYSTEM (TPS) dimana hal ini merupakan INOVASI PROSES pada lini OPERASI dan PRODUKSI dan hasilnya membuat semua produk perusahaan tersebut BERHARGA TERJANGKAU tetapi tetap dengan KUALITAS yang HANDAL.

Hasil survey majalah SWA pada edisi beberapa waktu yang lalu untuk pertanyaan yang sangat mendasar yakni: Bagaimana solusi CEO secara strategic dalam menghadapi daya beli konsumen yang akan menurun pada periode mendatang, akibat krisis ekonomi global. Atas pertanyaan ini terdapat dua jawaban yang sangat menonjol dengan angka jawaban diatas 50% dari para CEO yaitu: 70,59% menjawab mencari pasar baru dan 52,94% menyediakan produk dengan harga terjangkau.

Mencari pelanggan baru, berarti perusahaan harus membuka hubungan dengan calon pelanggan atau konsumen baru untuk memperoleh peluang baru, hal ini menuntut perusahaan harus mampu berkreasi dan menciptakan nilai-nilai baru yang memiliki nilai manfaat lebih dari produk dan jasa yang ditawarkan kepada pelanggan.

Dengan harga terjangkau, berarti perusahaan harus melakukan INOVASI PROSES yang bersifat terbuka dan tanpa batas diperusahan, baik di fungsi operasi, produksi, layanan untuk menurunkan BIAYA agar     PRODUK akhirnya terjangkau oleh daya beli pelanggan.

Prof CK. PRAHALAD mengingatkan kembali di majalah ECONOMIST  yang mengatakan bahwa jika perusahaan ingin tetap eksis ditengah persaingan ketat dalam krisis ekonomi global hanya dengan satu jalan yakni : “membuat produk berkualitas baik dan menjual dengan harga terjangkau”.

Untuk merealisasikan itu semua melalui INOVASI PROSES internal, Perusahaan harus memiliki PETA PROSES , PETA OPERASIONAL DAN PROSES BISNIS yang terintegrasi baik internal maupun eksternal dengan pemasoknya.

Tentunya hal ini perlu didukung pula oleh kemauan dan kesungguhan pemangku kepentingan dalam sebuah keterikatan formal untuk penyempurnaan dan perbaikan proses serta aktivitas perusahaan secara terus menerus sebagai bagian dari kerja inovasi proses.

Semua ini agar perusahaan dapat BERDAYA SAING secara berkelanjutan sehingga perusahaan mampu memposisikan sebagai LOW COST COMPANY  yang sudah menjadi KEINGINAN UTAMA  PELANGGAN saat ini di pasar MIDDLE – LOW.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

NEXT PROCESS is our COSTUMER

 Konsumen selalu diidentikan dengan penikmat produk atau layanan perusahaan. Posisinya sangat penting bagi sumber pendapatan perusahaan sampai sampai banyak perusahaan memanjakannya agar tetap menjadi LOYAL CUSTOMER. Dalam bisnis, industri keuangan paling kasat mata memanjakan pelanggannya dalam bertransaksi. Sebut saja puluhan ribu kantor cabang dibangun, mesin atm dimana mana, atm drive thrue, sms banking, internet banking, layanan prioritas dan yg terbaru uang elektronik. Semua dilakukan oleh dunia perbankan hanya untuk 1 alasan: DENGAN KEMUDAHAN semua di giring menjadi LOYAL CUSTOMER. Perusahaan dengan reputasi baik menggunakan istilah customer tidak hanya untuk pengguna produk perusahaan saja, tapi diinternal perusahaan dimana satu sama lain unit saling berhubungan dan saling kebergantungan dalam menciptakan produk istilah customer digunakan. Next process is our customer adalah mantra yang saat ini banyak di dengungkan oleh banyak eksekutif perusahaan ke...

memecah ANTRIAN di PELAYANAN PUBLIK

Dalam layanan publik semisal Bank, Rumah Sakit, Kantor Pajak sampe Kantor Kelurahan mengantri untuk mendapatkan pelayanan tidak bisa dihindari pengunjung yang akan menikmati layanan yang diinginkan. Antrian menjadi persoalan sendiri bagi pihak penyelenggara layanan karena hal ini sering menjadi pemicu awal munculnya complain dari pelanggan. untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan banyak upaya yang dilakukan, setidaknya melalui 2 pendekatan: mengurai dan mempercepat antrian atau memberi kenyamanan kepada pasien dan keluarga selama mereka mengantri. untuk contoh mengurai dan mempercepat antrian dilakukan oleh moda transportasi trans jakarta dan KRL di Jakarta, dimana titik keberangkatan disebar di beberapa titik dan sekali angkut bisa ratusan orang naik bus trans jakarta dan KRL. untuk contoh memberi kenyamanan saat menunggu antrian dilakukan oleh Bank, dimana saat menunggu nasabah diberi kenyamanan tubuh saat duduk dengan memberi kursi empuk, kenyamanan mata mel...

BERSAING dengan SAUDARA KANDUNG

Tujuan dari produk ketika dilangsir kepasar adalah untuk menjadi produk yang diminati oleh pelanggannya dan tentunya mendominasi pasar dibandingkan pesaingnya. namun dibalik semua itu ada persoalan persaingan antara sesama pelaku bisnis dengan produk yang sama. dalam bisnis kadang sebuah produk kalah bersaing karena kehadiran produk kompetitor yang bisa berasal dari Perusahaan lain atau kelompok usahanya sendiri (saudara kandung). Persaingan ini kadang berakhir dengan kemenangan atau kekalahan di dalam menguasai jumlah pelanggan yang diperebutkan. sudah banyak produk perusahaan yang kalah bersaing dari kompetitornya, salah satunya produk yang bersaing bukan dengan produk perusahaan lain,tapi dengan saudara kandungnya sendiri. KIJANG adalah 1 contoh produk yang saat ini bersaing dengan saudara kandungnya sendiri AVANZA sebagai mobil sejuta umat, sebelum AVANZA hadir julukan mobil sejuta umat berpuluh tahun di pegang oleh KIJANG, namun pasca AVANZA diluncurkan naga-naganya ...