Michael porter
dalam bukunya competitive advantage mengingatkan tentang FIVE FORCES COMPANY
yang akan selalu dihadapi oleh setiap perusahaan, baik perusahaan manufaktur,
trading, service, dan lainnya. FIVE FORCES COMPANY atau 5 ancaman perusahaan
yang dimaksud porter adalah ancaman yang berasal dari Pelanggan, Competitor,
Karyawan, Regulasi dan ancaman yang datang dari Supplier.
ANCAMAN DARI
PELANGGAN, saat ini sangat dirasakan oleh industry telekomunikasi khususnya
pengguna seluler, dimana pelanggan di industry ini dikenal sebagai CURN
CUSTOMER, artinya customer yang sangat mudah berpindah dari perusahaan seluler
satu ke perusahaan seluler lainnya karena KEMUDAHAN pelanggan untuk memperoleh
nomor seluler di MALL hingga PENJUAL KAKI LIMA, hal ini bertolak belakang
dengan masa lalu dimana orang sangat sulit untuk mendapatkan nomor rumah yang
harus ngantri sampe satu tahun.
ANCAMAN DARI
COMPETITOR, saat ini sangat dirasakan oleh industry maskapai penerbangan,
dimana hadirnya banyak maskapai baru seperti LION, AIR ASIA, SRIWIJAYA
sedikitnya “MENGGANGU” GARUDA sehingga untuk menghadapinya sampai harus
menciptakan CITY LINK untuk HEAD TO HEAD dengan pendatang baru tersebut.
ANCAMAN DARI
KARYAWAN, dirasakan oleh industry manufaktur yang tersebar di wilayah JABABEKA,
TANGERANG, dll, dimana dengan adanya serikat pekerja di setiap industry
tersebut meningkatkan tuntutan karyawan dalam hal UMR, asuransi kesehatan,
bonus dan yang lainnya.
ANCAMAN DARI
REBULASI, dirasakan oleh angkasa pura
sebagai pengelola Bandar udara di Indonesia, dimana NAVIGASI yang sebelumnya
dikelola oleh perusahaan tersebut, saat ini dialihkan pengelolaannya kepada
lembaga baru yang dibentuk pemerintah khusus menangani navigasi di setiap
bandara, dan ancaman regulasi berikutnya akan muncul dari regulasi adalah kemungkinan
PEMDA akan membangun bandara sendiri dan hal ini memberikan opsi yang lebih
banyak kepada maskapai penerbangan untuk tempat landingnya.
ANCAMAN DARI
SUPLIER, hal ini dihadapi oleh IPHONE, dimana Samsung yang sebelumnya adalah
menjadi supplier untuk produk IPHONE, pada akhirnya menyodok ke depan sebagai
competitor IPHONE dengan mengusung produk SAMSUNG TAB, dimana produk ini SANGAT
DIGEMARI oleh pelanggannya di Indonesia.
Melihat realitas
yang dialami oleh banyak perusahaan diatas, bukan berarti hal tersebut tidak
dapat dihadapi, persoalannya terkadang banyak perusahaan yang dalam situasi
COMFORT ZONE tidak merasakan ancaman itu muncul, hal seperti ini sering terjadi
pada perusahaan yang merasa nyaman karena berbisnis di pasar MONOPOLI.
Berbeda dengan
PERUSAHAAN yang hidup dalam FREE MARKET, relative lebih mampu mendeteksi adanya
ancaman yang akan datang dan mampu menghadapi ancaman-ancaman diatas dengan
melakukan banyak upaya pembenahan internal perusahaan agar lebih adaptif
terhadap perubahan yang terjadi di eksternal perusahaan.
Perusahaan yang
relative lebih mampu mendeteksi adanya ancaman, adalah perusahaan yang memiliki
pengetahuan dan secara terus menerus terus BELAJAR untuk memenuhi keinginan
pelanggan dalam membeli produk dari sisi QUALITY, COST and DELIVERY.
dari sisi
QUALITY perusahaan akan terus melakukan INOVASI PRODUK/ LAYANAN nya agar tidak
kehilangan pelanggannya. Hal ini dapat kita lihat dalam industry perbankan yang
banyak melakukan IMPROVISASI DALAM PELAYANAN kepada nasabahnya untuk layanan bertransaksi melalui
ATM, GERAI ATM, ATM DRIVE THRUE, INTERNET BANKING, SMS BANKING dan yang
terakhir E-MONEY yang sudah banyak dimanfaatkan oleh pelaku bisnis dalam
bertransaksi.
Dari sisi COST
perusahaan akan terus melakukan pembenahan internal perusahaan agar lebih
bekerja secara efektif dan efisien dalam menghasilkan produk unggulannya.
Efektif artinya bekerja tanpa kesalahan dan pengulangan dimana hal ini dengan
sendirinya akan berdampak terhadap efisiensi biaya. Dengan tercapainya BIAYA
RENDAH dalam membuat produk berbasis pada ZERO DIFFECT, hal ini akan berdampak
terhadap TURUNNYA HARGA yang diberikan kepada pelanggan namun tetap dengan
produk yang QUALITY, hal ini bisa kita lihat dalama industry otomotif dengan
lahirnya CITY CAR dibawah harga 100 juta.
Dari sisi
DELIVERY Perusahaan akan terus melakukan improvisasi proses bisnisnya agar
dapat melayani pelanggannya dalam waktu yang lebih cepat. Hal ini dapat kita
lihat dalam industry food, dimana MCD, KFC, PIZZA HUTS yang banyak beroperasi
di kota-kota besar sangat menyadari halangan pelanggan untuk menuju ke outlate
mereka, sehingga akhirnya mereka berinovasi di dalam hal ORDER dan DELIVERY
ORDER, dimana order yang dipesan akan diantar kelokasi alamat pelanggan, atau
contoh lain adalah PT. KAI yang BERINOVASI dalam hal MEMEBERI KEMUDAHAN calon
pembeli tiket kereta melalui outlate INDOMART yang tersebar di kota-kota pulau
jawa sebagai jalur terpadat kereta api.
Seperti hal nya
air yang mengalir dari gunung ke laut melalui sungai, Ancaman yang disampaikan
PORTER diatas tidak bisa kita hindari, namun hal tersebut bisa kita kelola
dengan cara dihadapi dengan syarat Perusahaan harus focus pada pemenuhan
keinginan pelanggan terhadap produk/ layanan yang diberikan baik dari sisi
QUALITY, COST and DELIVERY.
Komentar
Posting Komentar